Semangat pagi mitra healthier..
Alat indra manusia terdiri atas mata, telinga, kulit, hidung dan lidah. Pada alat indera mata sering kali terdapat beberapa gangguan yang dapat menyebabkan kebutaan. Menurut data WHO Global Data of Visual Impairments 2010 salah satu gangguan mata yang dapat menimbulkan kebutaan adalah katarak dan retinopati diabetik.
KATARAK
- Katarak : kekeruhan lensa mata
- Penyebab utama kebutaan di Indonesia
- Faktor resiko : Usia, Metabolisme (galaktosemia, hipoglikemia, hipokalsemia), Trauma, Obat2an (steroid, CPZ, mioticum, amiodaron), Infeksi, dll
Gejala Katarak
- Pandangan kabur berkabut
- Kontras menurun
- Silau
- Perubahan refraksi
- Diplopia (pandangan dobel )
Terapi
- Non Bedah : menghambat pembentukan katarak, memperbaiki penglihatan sementara, tidak dapat menghilangkan katarak, dan antioksidan, kacamata, obat
- Bedah : Operasi menghilangkan lensa katarak, Diganti lensa tanam, lensa kontak , kacamata, Paling banyak dilakukan dokter mata. Teknik pembedahan dilakukan dengan Intrapsular, Ekstrakapsular, dan Phacoemulsifikasi
RETINOPATI DIABETIK
Retinopati Diabetik merupakan salah satu komplikasi berat pada mata. Pada penderita diabetes mellitus (DM) glukosa darah yang meningkat dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah di retina, yang pada akhirnya dapat menimbulkan kebutaan. Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kebutaan yang banyak terjadi pada usia 20-65 tahun.
Faktor Risiko
- Lamanya menderita DM, pasien terkena DM sebelum usia 30 tahun, sebanyak 50% mengalami retinopati diabetik setelah 10 tahun dan 90% setelah 30 tahun
- Kontrol gula darah buruk, Kadar gula dan HbA1c
- Kehamilan
Tanda dan Gejala
- Mata buram
- Bintik-bintik hitam mengganggu penglihatan
- Nyeri pada mata (glaukoma neovaskular)
Terapi
Pemberian terapi pada retinopati diabetik harus sesuai indikasi dan berdasarkan keparahan retinopati diabetik, meliputi laser, injeksi obat pada bola mata, dan operasi vitrektomi.
Pencegahan
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan skrining oleh dokter spesialis mata. Waktunya yaitu pada anak atau usia muda maksimal 3 tahun setelah didiagnosis DM, pada usia dewasa segera setelah didiagnosis DM, DM pada kehamilan mulai pada trimester pertama.
Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati, oleh karena itu deteksi dini dan penanganan dini lebih baik daripada pengobatan tahap lanjut
(PKRS RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara, disampaikan saat edukasi kesehatan kelompok oleh dr. Andi Surahmat, Sp.M)